Leading the Way in
Environmental Insights
and Inspiration
Leading the Way in
Environmental Insights
and Inspiration
04 February 2025
04 February 2025
03 February 2025
03 February 2025
DED dan Masterplan adalah dua istilah yang sering muncul dalam dunia konstruksi dan rekayasa. Meskipun keduanya merupakan bagian penting dari perencanaan proyek, mereka memiliki peran dan tujuan yang berbeda. Artikel ini akan menjelaskan perbedaan antara DED dan Masterplan, serta memberikan contoh nyata dari pengalaman PT. Environesia Global Saraya dalam proyek "DED Sewage Treatment Plant (STP) PT SEML, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat".
DED adalah tahap lanjutan dalam perencanaan teknis proyek yang melibatkan penyusunan desain yang sangat terperinci dan lengkap. Tujuan utama DED adalah untuk mengembangkan desain dari tahap konseptual menjadi siap untuk konstruksi dengan semua detail teknis yang diperlukan. Komponen utama dari DED meliputi:
Kelebihan DED:
Kekurangan DED:
Masterplan adalah rencana strategis jangka panjang yang menyajikan gambaran umum dan visi untuk pengembangan suatu area atau proyek. Masterplan biasanya dibuat pada tahap awal perencanaan dan bertujuan untuk memberikan arahan strategis serta landasan untuk pengembangan lebih lanjut. Komponen utama dari masterplan meliputi:
Kelebihan Masterplan:
Kekurangan Masterplan:
Sebagai contoh nyata dari penerapan DED, PT. Environesia Global Saraya menyelesaikan proyek DED untuk Sewage Treatment Plant (STP) PT SEML di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat pada tahun 2022. Proyek ini dilakukan untuk PT Supreme Energy Muara Laboh, dan mencakup beberapa aspek penting seperti gambar kerja, spesifikasi teknis, BOQ, jadwal pelaksanaan. Proyek ini menunjukkan bagaimana DED berfungsi sebagai langkah akhir yang penting dalam memastikan bahwa desain yang diusulkan dapat diimplementasikan secara efektif dan sesuai dengan kebutuhan spesifik klien.
DED dan Masterplan memainkan peran yang berbeda namun saling melengkapi dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek. DED menyediakan detail teknis yang mendalam untuk konstruksi, sementara Masterplan memberikan panduan strategis jangka panjang. Dengan memahami perbedaan dan aplikasi masing-masing, proyek dapat direncanakan dan dilaksanakan dengan lebih efektif, seperti yang ditunjukkan dalam proyek STP oleh PT. Environesia Global Saraya
03 February 2025
03 February 2025
IPAL ( Instalasi Pengelolaan Air Limbah ) adalah fasilitas yang dirancang untuk mengolah air limbah sehingga aman untuk dilepaskan kembali ke lingkungan atau digunakan kembali. IPAL merupakan bagian penting dari sistem pengelolaan air yang berkelanjutan, terutama di daerah perkotaan dan industri, di mana volume air limbah yang dihasilkan sangat besar. Air limbah, baik dari rumah tangga, industri, maupun pertanian, mengandung berbagai zat berbahaya seperti bahan kimia, logam berat, mikroorganisme patogen, dan zat organik yang jika tidak diolah dengan benar, dapat mencemari sumber air dan membahayakan kesehatan manusia serta lingkungan. IPAL berfungsi untuk menghilangkan atau mengurangi kadar zat-zat berbahaya ini sehingga air limbah yang dibuang tidak menimbulkan dampak negatif.
Secara umum, IPAL dapat dikategorikan menjadi IPAL komunal, IPAL industri, dan IPAL domestik. Masing-masing jenis memiliki karakteristik dan teknologi yang berbeda sesuai dengan kebutuhannya. Pada proses pengolahannya IPAL pada umumnya memiliki beberapa tahapan seperti pengolahan primer atau re-treatment, pengolahan sekunder atau secondary treatment, dan pengolahan tersier atau tertiary treatment.
Unit pre-treatment atau pengolahan awal pada IPAL adalah tahap penting yang bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi kontaminan besar dan material yang dapat mengganggu proses pengolahan lanjutan. pre-treatment dilakukan sebelum air limbah memasuki unit pengolahan utama (seperti pengolahan biologis dan kimia) untuk mencegah kerusakan pada peralatan dan memastikan efisiensi proses berikutnya. Berikut penjelasan secara umum mengenai masing-masing unit pre-treatment pada IPAL:
Setelah melalui unit pada pre-treatment, selanjutnya akan memasuki secondary treatment. Teknologi-teknologi yang digunakan dalam secondary treatment pada IPAL bervariasi dalam hal efisiensi, biaya, dan kompleksitas. Pemilihan teknologi yang tepat bergantung pada karakteristik air limbah, ruang yang tersedia, serta kebutuhan kualitas air olahan. Berikut merupakan penjelasan dan pertimbangan dalam pemilihan teknologi yang akan digunakan:
Tertiary treatment atau pengolahan tersier IPAL adalah tahap akhir dari proses pengolahan air limbah, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas air hingga memenuhi standar yang ditentukan untuk pelepasan ke lingkungan atau untuk digunakan kembali. Berikut penjelasan mengenai masing-masing unit yang umum digunakan dalam tertiary treatment:
Setelah secondary dan tertiary treatment terdapat reservoir atau bak penampung yang merupakan struktur penyimpanan untuk menampung air olahan. Fungsinya adalah sebagai penampung sementara sebelum air dilepaskan ke lingkungan, diproses lebih lanjut, atau digunakan kembali. Reservoir membantu menjaga stabilitas kualitas air dan mengatur aliran agar tetap konsisten.
IPAL adalah solusi krusial untuk mengelola air limbah dengan cara yang aman dan berkelanjutan. Dengan menerapkan IPAL yang efektif, kita dapat melindungi lingkungan, menjaga kesehatan masyarakat, dan memanfaatkan kembali air limbah untuk berbagai keperluan.
Dengan layanan konsultasi lingkungan dan uji laboratorium yang telah tersertifikasi KAN, Environesia siap menjadi solusi untuk kemudahan dan efisiensi waktu dengan output yang berkualitas
Pelanggan yang terhormat, selamat datang di Environesia Global Saraya. Ada yang bisa kami bantu? Yuk konsultasikan kebutuhan Anda. Kami tunggu yaa 😊🙏🏻