Leading the Way in

Environmental Insights

and Inspiration

Leading the Way in
Environmental Insights and Inspiration

Perbedaan Iklim dan Cuaca, Mengapa Itu Penting ?

Environesia Global Saraya

11 February 2025

Iklim dan cuaca adalah dua istilah yang sering digunakan secara bergantian, tetapi keduanya memiliki makna yang berbeda dan memainkan peran penting dalam lingkungan kita. Memahami perbedaan antara iklim dan cuaca serta bagaimana keduanya memengaruhi planet kita dapat membantu kita lebih baik dalam merencanakan dan beradaptasi dengan kondisi lingkungan. Dengan wawasan yang tepat, kita dapat membuat keputusan yang lebih informasional tentang manajemen sumber daya, perencanaan kota, dan kesiapsiagaan terhadap bencana alam.

Iklim merujuk pada pola rata-rata cuaca yang terjadi di suatu daerah selama periode waktu yang panjang, biasanya 30 tahun atau lebih. Iklim mencakup suhu rata-rata, curah hujan, kelembapan, dan angin yang khas untuk wilayah tertentu. Ada beberapa tipe iklim utama yang diidentifikasi berdasarkan pola suhu dan curah hujan, seperti:
  • Iklim Tropis: Ditandai dengan suhu tinggi sepanjang tahun dan curah hujan yang tinggi, seperti di hutan hujan Amazon.
  • Iklim Gurun: Memiliki suhu ekstrem dan curah hujan yang sangat rendah, seperti di Sahara.
  • Iklim Sedang: Memiliki empat musim yang berbeda, dengan suhu yang bervariasi sepanjang tahun, seperti di Eropa dan Amerika Utara.
  • Iklim Arktik: Ditandai dengan suhu rendah dan curah hujan yang rendah, seperti di wilayah Kutub Utara.
Cuaca, di sisi lain, mengacu pada kondisi atmosfer yang terjadi dalam jangka waktu yang singkat, biasanya dalam hitungan jam atau hari. Cuaca mencakup elemen-elemen seperti suhu, kelembapan, tekanan udara, angin, dan curah hujan yang dapat berubah-ubah setiap hari. Beberapa contoh cuaca meliputi:
  • Hari Cerah: Suhu tinggi dengan sedikit atau tanpa awan.
  • Hujan: Curah hujan yang turun dari awan, dapat berupa gerimis, hujan deras, atau badai.
  • Salju: Presipitasi dalam bentuk butiran kristal es yang jatuh ke bumi.
  • Angin Kencang: Kecepatan angin yang tinggi yang dapat menyebabkan kerusakan dan gangguan.
Setelah memahami apa itu iklim dan cuaca, penting untuk menggali perbedaan mendasar antara keduanya. Meskipun istilah ini sering digunakan secara bergantian, mereka merujuk pada konsep yang sangat berbeda. Dalam bagian ini, kita akan membahas perbedaan utama antara iklim dan cuaca, mulai dari jangka waktu dan stabilitas masing-masing hingga dampaknya pada lingkungan dan kehidupan sehari-hari.
  • Jangka Waktu
  1. Cuaca: Menggambarkan kondisi atmosfer saat ini atau dalam beberapa hari ke depan.
  2. Iklim: Menggambarkan kondisi rata-rata cuaca yang terjadi dalam periode panjang, biasanya lebih dari 30 tahun.
  • Variabilitas
  1. Cuaca: Dapat berubah dengan cepat dan sering mengalami fluktuasi harian.
  2. Iklim: Cenderung lebih stabil dan berubah dalam skala waktu yang lebih lama.
  • Pengukuran
  1. Cuaca: Diukur dengan alat seperti termometer, barometer, dan higrometer.
  2. Iklim: Diukur dengan menganalisis data cuaca dari berbagai stasiun meteorologi sepanjang waktu.
Faktor-faktor dalam menentukan pola iklim jangka panjang serta kondisi cuaca harian memegang peran penting. Dalam bagian ini, kita akan mengeksplorasi berbagai elemen yang mempengaruhi iklim dan cuaca, seperti latitude, altitude, kedekatan dengan air, dan arus laut. Dengan penjelasannya sebagai berikut:
  • Latitude (Garis Lintang): Posisi geografis menentukan intensitas sinar matahari yang diterima suatu daerah, yang mempengaruhi suhu dan pola cuaca.
  • Altitude (Ketinggian): Ketinggian di atas permukaan laut dapat mempengaruhi suhu dan curah hujan. Daerah yang lebih tinggi biasanya lebih dingin dan mungkin mengalami curah hujan yang berbeda.
  • Proximity to Water (Kedekatan dengan Air): Dekatnya lokasi dengan laut atau danau dapat mempengaruhi kelembaban dan suhu. Area pesisir seringkali memiliki iklim yang lebih moderat dibandingkan dengan daerah pedalaman.
  • Ocean Currents (Arus Laut): Arus laut dapat mempengaruhi suhu dan curah hujan di sepanjang pantai, seperti arus hangat yang mempengaruhi iklim di Eropa Barat.
Memahami perbedaan antara iklim dan cuaca serta dampaknya terhadap lingkungan sangat penting untuk mengelola sumber daya alam dan merencanakan untuk masa depan. Dengan pengetahuan ini, kita dapat lebih baik dalam menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh perubahan iklim dan cuaca ekstrem serta membuat keputusan yang lebih baik untuk melindungi bumi kita.
 

Environesia Global Saraya

13 May 2024

environesia.co.id, Yogyakarta - Pencemaran udara, yang berasal dari emisi dan mengalami transportasi, dispersi, atau pengumpulan, merupakan masalah serius yang sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Unsur-unsur seperti iklim, cuaca, topografi, geografi, bangunan, dan faktor antropogenik secara komprehensif membentuk pola penyebaran bahan pencemar di atmosfer.

Salah satu faktor yang mempengaruhi penyebaran polutan adalah stabilitas atmosfer. Stabilitas atmosfer adalah metode untuk mengklasifikasikan kemampuan atmosfer dalam mencampur dan mencairkan polutan dengan udara. Konsentrasi polutan di suatu lokasi tertentu dipengaruhi oleh sejumlah variabel seperti tingkat emisi, jarak penyebaran, pengaruh angin, dan kondisi atmosfer.

Kecepatan penyebaran polutan juga dipengaruhi oleh faktor meteorologi, salah satunya adalah kecepatan angin. Polutan di udara menyebar secara horizontal dan vertikal karena dipengaruhi oleh arah dan kecepatan angin. Kecepatan angin yang besar dapat menyebabkan pengenceran polutan udara dan mempercepat dispersi pencemar di udara.

Variasi suhu udara juga memainkan peran penting dalam penyebaran polutan. Suhu udara dapat mempengaruhi turbulensi atmosfer dan terjadinya reaksi kimia. Suhu udara yang tinggi dapat mengurangi konsentrasi polutan dan memungkinkan pembentukan partikel-partikel ringan dari bahan pencemar udara.

Selain itu, topografi juga memiliki pengaruh yang signifikan. Misalnya, di dataran rendah, angin cenderung membawa polutan terbang jauh ke seluruh penjuru, sementara di pegunungan udara dingin yang terperangkap akan menahan polutan tetap di lapisan permukaan bumi. Faktor-faktor seperti ketinggian, tata letak, kontur tanah, dan vegetasi juga perlu dipertimbangkan dalam analisis penyebaran polutan.

Dalam mengatasi masalah pencemaran udara, pemahaman yang mendalam tentang faktor-faktor yang memengaruhi penyebaran polutan sangat penting. Dengan pemahaman ini, langkah-langkah mitigasi yang efektif dapat diambil untuk melindungi kualitas udara dan kesehatan masyarakat. (admin/dkx)

Penulis: Andi Muhammad Faisal, S.T.

Referensi:

  • Machdar Izarul. 2018. Pengantar Pengendalian Pencemaran (Pencemaran Air, Pencemaran Udara, dan Kebisingan). Yogyakarta: Budi Utama
  • Tri Cahyono. 2017. Penyehatan Udara. Yogyakarta: Andi Offset

Environesia Global Saraya

15 February 2024

environesia.co.id, Yogyakarta - Perkembangan sebuah kota sebagai pusat berbagai aktivitas seperti pemerintahan, perdagangan, industri, dan jasa telah memberikan dampak yang signifikan pada arus urbanisasi dan pertambahan penduduk. Namun, urbanisasi juga membawa dampak negatif terhadap lingkungan, terutama melalui produksi polusi dan modifikasi sifat fisik dan kimia atmosfer. Dampak tersebut juga tercermin dalam peningkatan emisi CO2, yang telah terbukti menjadi penyumbang terbesar terhadap perubahan iklim.

Menurut data dari National Aeronautics and Space Administration (NASA), konsentrasi karbon dioksida (CO2) dalam atmosfer terus meningkat dalam beberapa dekade terakhir. Bahkan pada periode April-Juni 2022, konsentrasi CO2 mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah. Pertumbuhan penduduk dan konsumsi energi fosil di Indonesia juga menjadi faktor utama dalam peningkatan emisi CO2.

Dalam mengatasi tantangan ini, penting untuk mengadopsi konsep pembangunan kota hijau yang berkelanjutan yang mencakup penggunaan energi baru terbarukan sebagai solusi untuk mengurangi emisi karbon. Beberapa sumber energi terbarukan yang potensial di Indonesia meliputi angin, geothermal, hydropower, surya, dan biomassa. Selain itu, perubahan pola hidup manusia juga perlu didorong untuk mencapai dekarbonisasi. Ini termasuk aspek infrastruktur, bangunan, dan mobilitas.

  1. Infrastruktur Cerdas: Pembangunan infrastruktur cerdas dapat membantu menekan penggunaan energi dengan efisiensi yang lebih baik. Contohnya adalah penggunaan meteran listrik yang cerdas, penyediaan stasiun pengisian listrik, dan penggunaan energi terbarukan dalam infrastruktur kota seperti lampu jalan tenaga surya.
  2. Bangunan Cerdas: Bangunan yang cerdas dapat membantu mengurangi konsumsi energi individu dengan memanfaatkan dan menyimpan energi matahari, memaksimalkan penggunaan cahaya alami, dan menggunakan otomatisasi untuk efisiensi energi.
  3. Mobilitas Cerdas: Sistem transportasi yang cerdas dapat membantu menekan penggunaan energi melalui penggunaan transportasi umum dan kendaraan listrik.

Selain itu, penulis juga menekankan pentingnya Pendidikan Hijau sebagai investasi penting untuk masa depan. Pendidikan hijau ini akan membantu generasi sekarang (anak-anak) untuk memahami dan menerapkan pola hidup rendah karbon. Pembangunan sektor manusia ini akan membentuk low carbon society dimasa yang akan mendatang sehingga dapat memahami, menerapkan, serta menggunakan peralatan dan teknologi yang rendah karbon. (admin/dkx)

Penulis: Andi Muhammad Faisal, S.T.

Referensi:

  • Jacob Corvidae. 2021. Net Zero Cabon Cites: An Integrated Approach. World Economic Forum; Insight Report January 2021
  • Zulaicha et al. 2020. Analisis Determinasi Emisi CO2 di Indonesia Tahun 1990 – 2018. Directory Journal of Economic. Vol 2 No. 2
  • Zulkifli, Arif. 2015. Pengelolaan Kota Berkelanjutan. Yogyakarta: Grha Ilmu

Environesia Global Saraya

17 May 2023

environesia.co.id, Sukabumi - Menindaklanjuti kerjasama PT Environesia Global Saraya bersama Perhutani terkait Perijinan Pendirian Pabrik Serbuk Kayu Di Sukabumi Jawa Barat Tahun 2022 – PERHUTANI, Environesia menghadiri Rapat Koordinasi Pemeriksaan Formulir Kerangka Acuan (KA)) dalam rangka penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) untuk Rencana Pembangunan Pabrik Serbuk Kayu di RPH Hajuang Barat BKPH Lengkong, Kabupaten Sukabumi. Rapat ini diselenggarakan oleh Direktorat Pencegahan Dampak Lingkungan Usaha dan Kegiatan (PDLUK), Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. pada Rabu, (17/5) secara daring melalui pranala Zoom Meeting.

Rapat ini dipimpin Kasubdit Pengembangan Sistem Kajian Dampak Lingkungan Usaha dan Kegiatan - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutana, Farid Mohammad, ST., M.Env, serta dihadiri oleh Tim Pakar, Instansi Pusat dan Instansi Daerah baik Instansi di Provinsi Jawa Barat maupun Instansi di Kab. Sukabumi. Tujuan dari rapat koordinasi tersebut untuk membahas langkah-langkah penyusunan AMDAL yang tepat dan komprehensif dalam rangka pembangunan pabrik serbuk kayu yang direncanakan.

Rapat ini bertujuan untuk merumuskan lingkup dan kedalam metode studi Amdal, sehingga dapat mengarahkan Analisa Dampak Lingkungan (ANDAL) berjalan dengan efektif dan efisien. Selanjutnya PT Environesia Global Saraya menindaklanjuti seluruh Saran, Pendapat, dan Tanggapan yang telah disampaikan oleh para peserta Rapat.

Environesia sebagai Lembaga Penyedia Jasa Penyusunan (LPJP) Amdal yang dipercaya oleh Perum Perhutani, berkomitmen untuk memberikan kontribusi terbaik dalam proses penyusunan AMDAL ini, sehingga Pembangunan Pabrik Serbuk Kayu yang direncanakan dapat memenuhi prinsip-prinsip pembangunan yang berwawasan lingkungan. (admin/dnx)

Environesia Global Saraya

12 May 2023

environesia.co.id, Sleman – Tepat 7 tahun pada 3 Mei 2023, Environesia sebagai perusahaan konsultan lingkungan terdepan di Indonesia, merayakan "7th Year Anniversary Environesia Melampaui Batas”. Dikarenakan berdekatan dengan masa libur Idul Fitri 1444 H  seremoni dilaksanakan pada Senin, 8 Mei 2023 di lantai 3 Grha Environesia dihadiri oleh seluruh tim Environesia Group.

Puncak acara dilakukan dengan pemotongan tumpeng bersama oleh Direktur Utama Saprian, S.T., M.Sc., beserta jajaran Direksi lain seperti Direktur Keuangan Ayu Ramayani, S.E.,M.Ak., Direktur Operasional & Pengembangan Bisnis Andi Muhammad Faisal, S.T. dan Manajer Konsultan Yusuf Wiryawan, S.T., M.Ling. Bertepatan dengan suasana bulan Syawwal, pada agenda tersebut dialnjutkan acara halal bi halal serta jamuan prasmanan untuk makan siang.

Direktur Utama Saprian, S.T., M.Sc. mengungkapkan kebahagiannya melihat Environesia berhasil sampai ke titik tersebut, tidak lain karena dukungan tim yang selalu solid serta mitra kerja yang loyal.

Acara utama kemudian dilanjutkan dengan agenda Environesia Social Care, di mana Environesia membagikan 150 paket sembako kepada masyarakat yang tinggal di sekitar Grha Environesia, tepatnya di RW 42, Karangjati, Sinduadi, Mlati, Sleman. Ketua RW 42.

Rahmat Yunus selaku Kepala RW 42,mengungkapkan kebahagiannya karena Environesia dapat berbagi dengan masyarakat sekitar. Ia berharap agar Environesia semakin maju dan sukses serta dapat kembali berkolaborasi dengan masyarakat di masa depan.

Direktur Utama Saprian, S.T., M.Sc. juga menyampaikan terima kasih kepada masyarakat karena telah menerima keberadaan Environesia di lingkungannya. Ia berharap bahwa Environesia dapat terus hadir dan memberikan kontribusi positif kepada masyarakat di masa yang akan datang.

Dengan rangkaian kegiatan yang meriah, Environesia berhasil merayakan ulang tahun ke-7 dengan penuh kebahagiaan dan makna. Semoga Environesia terus memberikan solusi lingkungan yang berkelanjutan dan inovatif, serta dapat memperkuat kemitraan dan kontribusinya kepada masyarakat. (admin/dnx)

footer_epic

Ready to Collaborate with Us?

Dengan layanan konsultasi lingkungan dan uji laboratorium yang telah tersertifikasi KAN, Environesia siap menjadi solusi untuk kemudahan dan efisiensi waktu dengan output yang berkualitas