Leading the Way in

Environmental Insights

and Inspiration

Leading the Way in
Environmental Insights and Inspiration

Mengungkap Bahaya Kebisingan: Bagaimana Suara Bising Mengancam Kesehatan Anda?

Environesia Global Saraya

17 February 2025

Kebisingan adalah suara yang tidak diinginkan atau suara dengan intensitas tinggi yang dapat menyebabkan gangguan dan bahkan kerusakan pada kesehatan manusia serta lingkungan. Dalam kehidupan sehari-hari, kebisingan bisa datang dari berbagai sumber seperti lalu lintas, konstruksi, industri, dan aktivitas manusia lainnya. Memahami dampak kebisingan dan cara mengelolanya sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan.
Kebisingan sering didefinisikan sebagai suara yang tidak diinginkan atau gangguan suara yang mengganggu aktivitas normal atau kenyamanan seseorang. Suara menjadi bising ketika mencapai tingkat intensitas tertentu yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau kerusakan. Intensitas suara diukur dalam desibel (dB), dan semakin tinggi tingkat desibel, semakin keras suara tersebut.

Adapun kebisingan di tempat kerja merujuk pada suara atau bunyi yang tidak diinginkan dan dapat mengganggu aktivitas normal di lingkungan kerja. Sumber kebisingan dapat berasal dari berbagai hal seperti mesin-mesin industri, peralatan kantor, percakapan antar karyawan, hingga suara dari luar bangunan. Tingkat atau Nilai Ambang Batas (NAB) kebisingan yang dianggap aman menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 51/KEPMEN/1999 pada peraturan ini menetapkan bahwa NAB di tempat kerja adalah 85 desibel (dB) untuk paparan selama 8 jam per hari yang akan dijabarkan pada tabel di bawah ini:
Nilai Ambang Batas Kebisingan
Waktu Pemajanan Per Hari Satuan Intensitas Kebisingan Dalam dB A
8 Jam 85
4 88
2 91
1 94
30 Menit 97
15 100
7,5 103
3,75 106
1,88 109
0,94 112
28,12 Detik 115
14,06 118
7,03 121
3,52 124
1,76 127
0,88 130
0,44 133
0,22 136
0,11 139

Kebisingan tidak hanya terbatas pada tempat kerja, tetapi juga mencakup berbagai sumber di lingkungan sekitar. Memahami jenis-jenis kebisingan sangat penting untuk menentukan langkah-langkah penanganan yang tepat. Berikut adalah beberapa jenis kebisingan yang umum ditemui:
  • Kebisingan Lingkungan (Environmental Noise): Ini adalah kebisingan yang berasal dari lingkungan sekitar kita. Contohnya termasuk lalu lintas jalan raya, rel kereta api, pesawat terbang, dan suara-suara dari aktivitas industri.
  • Kebisingan Industri (Industrial Noise): Suara yang dihasilkan dari aktivitas industri dan pabrik, seperti mesin berat, pengeboran, dan proses manufaktur lainnya. Kebisingan jenis ini sering kali konstan dan dapat berdampak signifikan pada kesehatan pekerja jika tidak dikelola dengan baik.
  • Kebisingan Sosial (Social Noise): Kebisingan yang berasal dari aktivitas sosial, seperti pesta, konser, dan keramaian kota. Kebisingan ini seringkali bersifat sementara namun dapat mengganggu kenyamanan dan kesehatan pendengaran.
  • Kebisingan Dalam Ruangan (Indoor Noise): Ini termasuk suara yang berasal dari peralatan rumah tangga, sistem HVAC, dan aktivitas sehari-hari di rumah atau kantor.
Kebisingan di tempat kerja bukan hanya sekadar gangguan sementara, melainkan memiliki konsekuensi serius terhadap kesehatan dan produktivitas karyawan. Paparan kebisingan yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai masalah, mulai dari gangguan fisik hingga mental. Berikut ini beberapa dampak negatif kebisingan di tempat kerja yang perlu diperhatikan:
  • Gangguan Pendengaran: Paparan kebisingan yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan pendengaran, termasuk kehilangan pendengaran permanen. WHO mencatat kebisingan sebagai salah satu penyebab utama gangguan pendengaran yang dapat dicegah.
  • Stres dan Kesehatan Mental: Kebisingan yang tinggi meningkatkan stres, mengganggu konsentrasi, dan dapat menyebabkan kecemasan serta gangguan tidur, yang berdampak pada kesehatan mental karyawan.
  • Penurunan Produktivitas: Suasana kerja yang bising menurunkan konsentrasi dan kinerja kognitif, yang mengurangi produktivitas karyawan dalam menyelesaikan tugas.
  • Masalah Kardiovaskular: Kebisingan yang tinggi berisiko meningkatkan penyakit kardiovaskular seperti hipertensi, penyakit jantung, dan stroke dengan memicu peningkatan tekanan darah dan denyut jantung.
Untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif, mengatasi kebisingan menjadi langkah penting yang tidak boleh diabaikan. Ada beberapa strategi yang bisa diterapkan oleh perusahaan untuk mengurangi dampak negatif kebisingan terhadap karyawan. Berikut adalah beberapa cara efektif untuk mengelola kebisingan di tempat kerja:
  • Penerapan Kebijakan dan Regulasi yang Ketat: Pemerintah dan perusahaan perlu menetapkan dan mematuhi regulasi kebisingan, termasuk melakukan pengukuran kebisingan secara berkala dan mengambil tindakan jika ditemukan kebisingan melebihi batas yang ditetapkan.
  • Desain Ulang Lingkungan Kerja: Mengubah tata letak tempat kerja untuk mengurangi kebisingan, seperti menempatkan mesin bising jauh dari area kerja utama atau menggunakan material penyerap suara, dapat mengurangi dampak kebisingan.
  • Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD): Karyawan yang bekerja di area bising sebaiknya menggunakan alat pelindung diri seperti earplug atau earmuff untuk melindungi pendengaran mereka.
  • Pelatihan dan Pendidikan: Memberikan pelatihan kepada karyawan tentang bahaya kebisingan dan cara menggunakan APD serta langkah-langkah pencegahan lainnya sangat penting untuk melindungi kesehatan mereka.
  • Monitoring dan Evaluasi Berkala: Perusahaan perlu melakukan monitoring dan evaluasi kebisingan secara rutin untuk mengidentifikasi area yang memerlukan penanganan lebih lanjut dan menerapkan tindakan pencegahan yang tepat.
Kebisingan adalah masalah lingkungan yang signifikan yang mempengaruhi kualitas hidup manusia. Penting bagi kita untuk memahami dampak kebisingan dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menguranginya. Dengan desain yang bijaksana, regulasi yang efektif, dan teknologi yang tepat, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih tenang dan sehat untuk semua.



 

Environesia Global Saraya

13 May 2024

environesia.co.id, Yogyakarta - Pencemaran udara, yang berasal dari emisi dan mengalami transportasi, dispersi, atau pengumpulan, merupakan masalah serius yang sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Unsur-unsur seperti iklim, cuaca, topografi, geografi, bangunan, dan faktor antropogenik secara komprehensif membentuk pola penyebaran bahan pencemar di atmosfer.

Salah satu faktor yang mempengaruhi penyebaran polutan adalah stabilitas atmosfer. Stabilitas atmosfer adalah metode untuk mengklasifikasikan kemampuan atmosfer dalam mencampur dan mencairkan polutan dengan udara. Konsentrasi polutan di suatu lokasi tertentu dipengaruhi oleh sejumlah variabel seperti tingkat emisi, jarak penyebaran, pengaruh angin, dan kondisi atmosfer.

Kecepatan penyebaran polutan juga dipengaruhi oleh faktor meteorologi, salah satunya adalah kecepatan angin. Polutan di udara menyebar secara horizontal dan vertikal karena dipengaruhi oleh arah dan kecepatan angin. Kecepatan angin yang besar dapat menyebabkan pengenceran polutan udara dan mempercepat dispersi pencemar di udara.

Variasi suhu udara juga memainkan peran penting dalam penyebaran polutan. Suhu udara dapat mempengaruhi turbulensi atmosfer dan terjadinya reaksi kimia. Suhu udara yang tinggi dapat mengurangi konsentrasi polutan dan memungkinkan pembentukan partikel-partikel ringan dari bahan pencemar udara.

Selain itu, topografi juga memiliki pengaruh yang signifikan. Misalnya, di dataran rendah, angin cenderung membawa polutan terbang jauh ke seluruh penjuru, sementara di pegunungan udara dingin yang terperangkap akan menahan polutan tetap di lapisan permukaan bumi. Faktor-faktor seperti ketinggian, tata letak, kontur tanah, dan vegetasi juga perlu dipertimbangkan dalam analisis penyebaran polutan.

Dalam mengatasi masalah pencemaran udara, pemahaman yang mendalam tentang faktor-faktor yang memengaruhi penyebaran polutan sangat penting. Dengan pemahaman ini, langkah-langkah mitigasi yang efektif dapat diambil untuk melindungi kualitas udara dan kesehatan masyarakat. (admin/dkx)

Penulis: Andi Muhammad Faisal, S.T.

Referensi:

  • Machdar Izarul. 2018. Pengantar Pengendalian Pencemaran (Pencemaran Air, Pencemaran Udara, dan Kebisingan). Yogyakarta: Budi Utama
  • Tri Cahyono. 2017. Penyehatan Udara. Yogyakarta: Andi Offset

Environesia Global Saraya

15 February 2024

environesia.co.id, Yogyakarta - Perkembangan sebuah kota sebagai pusat berbagai aktivitas seperti pemerintahan, perdagangan, industri, dan jasa telah memberikan dampak yang signifikan pada arus urbanisasi dan pertambahan penduduk. Namun, urbanisasi juga membawa dampak negatif terhadap lingkungan, terutama melalui produksi polusi dan modifikasi sifat fisik dan kimia atmosfer. Dampak tersebut juga tercermin dalam peningkatan emisi CO2, yang telah terbukti menjadi penyumbang terbesar terhadap perubahan iklim.

Menurut data dari National Aeronautics and Space Administration (NASA), konsentrasi karbon dioksida (CO2) dalam atmosfer terus meningkat dalam beberapa dekade terakhir. Bahkan pada periode April-Juni 2022, konsentrasi CO2 mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah. Pertumbuhan penduduk dan konsumsi energi fosil di Indonesia juga menjadi faktor utama dalam peningkatan emisi CO2.

Dalam mengatasi tantangan ini, penting untuk mengadopsi konsep pembangunan kota hijau yang berkelanjutan yang mencakup penggunaan energi baru terbarukan sebagai solusi untuk mengurangi emisi karbon. Beberapa sumber energi terbarukan yang potensial di Indonesia meliputi angin, geothermal, hydropower, surya, dan biomassa. Selain itu, perubahan pola hidup manusia juga perlu didorong untuk mencapai dekarbonisasi. Ini termasuk aspek infrastruktur, bangunan, dan mobilitas.

  1. Infrastruktur Cerdas: Pembangunan infrastruktur cerdas dapat membantu menekan penggunaan energi dengan efisiensi yang lebih baik. Contohnya adalah penggunaan meteran listrik yang cerdas, penyediaan stasiun pengisian listrik, dan penggunaan energi terbarukan dalam infrastruktur kota seperti lampu jalan tenaga surya.
  2. Bangunan Cerdas: Bangunan yang cerdas dapat membantu mengurangi konsumsi energi individu dengan memanfaatkan dan menyimpan energi matahari, memaksimalkan penggunaan cahaya alami, dan menggunakan otomatisasi untuk efisiensi energi.
  3. Mobilitas Cerdas: Sistem transportasi yang cerdas dapat membantu menekan penggunaan energi melalui penggunaan transportasi umum dan kendaraan listrik.

Selain itu, penulis juga menekankan pentingnya Pendidikan Hijau sebagai investasi penting untuk masa depan. Pendidikan hijau ini akan membantu generasi sekarang (anak-anak) untuk memahami dan menerapkan pola hidup rendah karbon. Pembangunan sektor manusia ini akan membentuk low carbon society dimasa yang akan mendatang sehingga dapat memahami, menerapkan, serta menggunakan peralatan dan teknologi yang rendah karbon. (admin/dkx)

Penulis: Andi Muhammad Faisal, S.T.

Referensi:

  • Jacob Corvidae. 2021. Net Zero Cabon Cites: An Integrated Approach. World Economic Forum; Insight Report January 2021
  • Zulaicha et al. 2020. Analisis Determinasi Emisi CO2 di Indonesia Tahun 1990 – 2018. Directory Journal of Economic. Vol 2 No. 2
  • Zulkifli, Arif. 2015. Pengelolaan Kota Berkelanjutan. Yogyakarta: Grha Ilmu

Environesia Global Saraya

17 May 2023

environesia.co.id, Sukabumi - Menindaklanjuti kerjasama PT Environesia Global Saraya bersama Perhutani terkait Perijinan Pendirian Pabrik Serbuk Kayu Di Sukabumi Jawa Barat Tahun 2022 – PERHUTANI, Environesia menghadiri Rapat Koordinasi Pemeriksaan Formulir Kerangka Acuan (KA)) dalam rangka penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) untuk Rencana Pembangunan Pabrik Serbuk Kayu di RPH Hajuang Barat BKPH Lengkong, Kabupaten Sukabumi. Rapat ini diselenggarakan oleh Direktorat Pencegahan Dampak Lingkungan Usaha dan Kegiatan (PDLUK), Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. pada Rabu, (17/5) secara daring melalui pranala Zoom Meeting.

Rapat ini dipimpin Kasubdit Pengembangan Sistem Kajian Dampak Lingkungan Usaha dan Kegiatan - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutana, Farid Mohammad, ST., M.Env, serta dihadiri oleh Tim Pakar, Instansi Pusat dan Instansi Daerah baik Instansi di Provinsi Jawa Barat maupun Instansi di Kab. Sukabumi. Tujuan dari rapat koordinasi tersebut untuk membahas langkah-langkah penyusunan AMDAL yang tepat dan komprehensif dalam rangka pembangunan pabrik serbuk kayu yang direncanakan.

Rapat ini bertujuan untuk merumuskan lingkup dan kedalam metode studi Amdal, sehingga dapat mengarahkan Analisa Dampak Lingkungan (ANDAL) berjalan dengan efektif dan efisien. Selanjutnya PT Environesia Global Saraya menindaklanjuti seluruh Saran, Pendapat, dan Tanggapan yang telah disampaikan oleh para peserta Rapat.

Environesia sebagai Lembaga Penyedia Jasa Penyusunan (LPJP) Amdal yang dipercaya oleh Perum Perhutani, berkomitmen untuk memberikan kontribusi terbaik dalam proses penyusunan AMDAL ini, sehingga Pembangunan Pabrik Serbuk Kayu yang direncanakan dapat memenuhi prinsip-prinsip pembangunan yang berwawasan lingkungan. (admin/dnx)

Environesia Global Saraya

12 May 2023

environesia.co.id, Sleman – Tepat 7 tahun pada 3 Mei 2023, Environesia sebagai perusahaan konsultan lingkungan terdepan di Indonesia, merayakan "7th Year Anniversary Environesia Melampaui Batas”. Dikarenakan berdekatan dengan masa libur Idul Fitri 1444 H  seremoni dilaksanakan pada Senin, 8 Mei 2023 di lantai 3 Grha Environesia dihadiri oleh seluruh tim Environesia Group.

Puncak acara dilakukan dengan pemotongan tumpeng bersama oleh Direktur Utama Saprian, S.T., M.Sc., beserta jajaran Direksi lain seperti Direktur Keuangan Ayu Ramayani, S.E.,M.Ak., Direktur Operasional & Pengembangan Bisnis Andi Muhammad Faisal, S.T. dan Manajer Konsultan Yusuf Wiryawan, S.T., M.Ling. Bertepatan dengan suasana bulan Syawwal, pada agenda tersebut dialnjutkan acara halal bi halal serta jamuan prasmanan untuk makan siang.

Direktur Utama Saprian, S.T., M.Sc. mengungkapkan kebahagiannya melihat Environesia berhasil sampai ke titik tersebut, tidak lain karena dukungan tim yang selalu solid serta mitra kerja yang loyal.

Acara utama kemudian dilanjutkan dengan agenda Environesia Social Care, di mana Environesia membagikan 150 paket sembako kepada masyarakat yang tinggal di sekitar Grha Environesia, tepatnya di RW 42, Karangjati, Sinduadi, Mlati, Sleman. Ketua RW 42.

Rahmat Yunus selaku Kepala RW 42,mengungkapkan kebahagiannya karena Environesia dapat berbagi dengan masyarakat sekitar. Ia berharap agar Environesia semakin maju dan sukses serta dapat kembali berkolaborasi dengan masyarakat di masa depan.

Direktur Utama Saprian, S.T., M.Sc. juga menyampaikan terima kasih kepada masyarakat karena telah menerima keberadaan Environesia di lingkungannya. Ia berharap bahwa Environesia dapat terus hadir dan memberikan kontribusi positif kepada masyarakat di masa yang akan datang.

Dengan rangkaian kegiatan yang meriah, Environesia berhasil merayakan ulang tahun ke-7 dengan penuh kebahagiaan dan makna. Semoga Environesia terus memberikan solusi lingkungan yang berkelanjutan dan inovatif, serta dapat memperkuat kemitraan dan kontribusinya kepada masyarakat. (admin/dnx)

footer_epic

Ready to Collaborate with Us?

Dengan layanan konsultasi lingkungan dan uji laboratorium yang telah tersertifikasi KAN, Environesia siap menjadi solusi untuk kemudahan dan efisiensi waktu dengan output yang berkualitas