Leading the Way in

Environmental Insights

and Inspiration

Leading the Way in
Environmental Insights and Inspiration

Kiat Sukses Menyusun Rincian Teknis (Rintek) B3 yang Komprehensif

Environesia Global Saraya

30 January 2025

Rincian Teknis (Rintek) adalah dokumen yang sangat penting dalam pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Dokumen ini berisi informasi detail mengenai tata cara penyimpanan, penanganan, dan pengolahan limbah B3 yang dihasilkan oleh suatu perusahaan atau instansi. Rintek mencakup berbagai aspek teknis yang harus diikuti oleh pengelola limbah, termasuk jenis wadah yang digunakan untuk penyimpanan, metode pengangkutan, dan prosedur pemusnahan limbah. Dengan adanya Rintek, perusahaan dapat memastikan bahwa setiap tahap pengelolaan limbah B3 dilakukan secara aman dan sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Tujuan utama dari Rintek adalah untuk memastikan bahwa limbah B3 dikelola dengan aman dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Hal ini penting untuk mencegah pencemaran lingkungan dan melindungi kesehatan manusia dari dampak negatif limbah B3. Rintek juga membantu perusahaan untuk mematuhi regulasi dan standar yang ditetapkan oleh pemerintah, sehingga dapat menghindari sanksi hukum dan kerugian finansial. Dengan implementasi Rintek yang baik, perusahaan dapat mengelola limbah B3 secara efisien dan bertanggung jawab.

Setiap komponen informasi dalam Rintek memiliki peran yang krusial. Secara umum, Rintek harus memuat informasi-informasi berikut:
  1. Identifikasi Limbah B3:
  • Jenis limbah B3 yang dihasilkan (misalnya, limbah cair, padat, gas).
  • Karakteristik limbah (misalnya, sifat korosif, mudah terbakar, beracun).
  • Jumlah limbah yang dihasilkan.
  1. Fasilitas Pengelolaan Limbah:
  • Deskripsi lengkap mengenai fasilitas penyimpanan, pengolahan, dan pembuangan limbah.
  • Kapasitas fasilitas.
  • Material konstruksi yang digunakan.
  • Sistem pengendalian pencemaran (misalnya, sistem drainase, ventilasi, dan pengolahan udara).
  1. Prosedur Pengelolaan:
  • Langkah-langkah penanganan limbah B3 mulai dari pengumpulan, penyimpanan sementara, pengangkutan, hingga pengolahan akhir.
  • Prosedur darurat jika terjadi kebocoran atau kecelakaan.
  • Jadwal pemeliharaan fasilitas.
  1. Pengendalian Pencemaran:
  • Tindakan-tindakan pencegahan pencemaran, seperti penggunaan alat pelindung diri, pelatihan karyawan, dan pemantauan kualitas lingkungan.
  1. Monitoring dan Evaluasi:
  • Sistem pemantauan terhadap kinerja pengelolaan limbah B3.
  • Evaluasi berkala terhadap Rintek untuk memastikan tetap relevan dan efektif.
Semua perusahaan atau industri yang menghasilkan limbah B3 wajib menyusun Rincian Teknis (Rintek) sebagai bagian dari tanggung jawab pengelolaan limbah yang aman dan bertanggung jawab. Penyusunan Rintek dapat dilakukan sendiri oleh perusahaan, yang membutuhkan pengetahuan mendalam tentang limbah yang dihasilkan dan prosedur pengelolaan yang tepat. Namun, banyak perusahaan memilih untuk bekerja sama dengan konsultan lingkungan yang berkompeten untuk memastikan bahwa dokumen Rintek yang disusun memenuhi standar dan regulasi yang berlaku. Dengan bantuan konsultan, perusahaan dapat mengidentifikasi dan mengatasi potensi risiko lingkungan dengan lebih efektif, serta memastikan bahwa limbah B3 dikelola dengan cara yang paling efisien dan aman.

Menyusun Rincian Teknis (Rintek) memberikan berbagai manfaat bagi perusahaan, salah satunya adalah meningkatkan citra perusahaan. Perusahaan yang memiliki Rintek yang baik akan dianggap lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan dan menunjukkan komitmen mereka dalam menjaga kelestarian alam. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan konsumen dan menarik investor yang peduli dengan praktik bisnis yang berkelanjutan. Selain itu, dengan Rintek, perusahaan dapat menghindari risiko terkena sanksi hukum akibat pelanggaran peraturan lingkungan, yang tentunya dapat menimbulkan kerugian finansial dan reputasi.

Tidak hanya itu, Rintek yang terstruktur dengan baik juga dapat membantu perusahaan mengelola limbah B3 secara lebih efisien. Dengan panduan yang jelas dan rinci, perusahaan dapat mengurangi biaya operasional yang terkait dengan pengelolaan limbah. Implementasi Rintek juga merupakan salah satu kontribusi perusahaan dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Melalui pengelolaan limbah yang tepat, perusahaan dapat membantu melindungi sumber daya alam dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan, sekaligus memenuhi tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat dan generasi mendatang.
 

Environesia Global Saraya

13 May 2024

environesia.co.id, Yogyakarta - Pencemaran udara, yang berasal dari emisi dan mengalami transportasi, dispersi, atau pengumpulan, merupakan masalah serius yang sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Unsur-unsur seperti iklim, cuaca, topografi, geografi, bangunan, dan faktor antropogenik secara komprehensif membentuk pola penyebaran bahan pencemar di atmosfer.

Salah satu faktor yang mempengaruhi penyebaran polutan adalah stabilitas atmosfer. Stabilitas atmosfer adalah metode untuk mengklasifikasikan kemampuan atmosfer dalam mencampur dan mencairkan polutan dengan udara. Konsentrasi polutan di suatu lokasi tertentu dipengaruhi oleh sejumlah variabel seperti tingkat emisi, jarak penyebaran, pengaruh angin, dan kondisi atmosfer.

Kecepatan penyebaran polutan juga dipengaruhi oleh faktor meteorologi, salah satunya adalah kecepatan angin. Polutan di udara menyebar secara horizontal dan vertikal karena dipengaruhi oleh arah dan kecepatan angin. Kecepatan angin yang besar dapat menyebabkan pengenceran polutan udara dan mempercepat dispersi pencemar di udara.

Variasi suhu udara juga memainkan peran penting dalam penyebaran polutan. Suhu udara dapat mempengaruhi turbulensi atmosfer dan terjadinya reaksi kimia. Suhu udara yang tinggi dapat mengurangi konsentrasi polutan dan memungkinkan pembentukan partikel-partikel ringan dari bahan pencemar udara.

Selain itu, topografi juga memiliki pengaruh yang signifikan. Misalnya, di dataran rendah, angin cenderung membawa polutan terbang jauh ke seluruh penjuru, sementara di pegunungan udara dingin yang terperangkap akan menahan polutan tetap di lapisan permukaan bumi. Faktor-faktor seperti ketinggian, tata letak, kontur tanah, dan vegetasi juga perlu dipertimbangkan dalam analisis penyebaran polutan.

Dalam mengatasi masalah pencemaran udara, pemahaman yang mendalam tentang faktor-faktor yang memengaruhi penyebaran polutan sangat penting. Dengan pemahaman ini, langkah-langkah mitigasi yang efektif dapat diambil untuk melindungi kualitas udara dan kesehatan masyarakat. (admin/dkx)

Penulis: Andi Muhammad Faisal, S.T.

Referensi:

  • Machdar Izarul. 2018. Pengantar Pengendalian Pencemaran (Pencemaran Air, Pencemaran Udara, dan Kebisingan). Yogyakarta: Budi Utama
  • Tri Cahyono. 2017. Penyehatan Udara. Yogyakarta: Andi Offset

Environesia Global Saraya

15 February 2024

environesia.co.id, Yogyakarta - Perkembangan sebuah kota sebagai pusat berbagai aktivitas seperti pemerintahan, perdagangan, industri, dan jasa telah memberikan dampak yang signifikan pada arus urbanisasi dan pertambahan penduduk. Namun, urbanisasi juga membawa dampak negatif terhadap lingkungan, terutama melalui produksi polusi dan modifikasi sifat fisik dan kimia atmosfer. Dampak tersebut juga tercermin dalam peningkatan emisi CO2, yang telah terbukti menjadi penyumbang terbesar terhadap perubahan iklim.

Menurut data dari National Aeronautics and Space Administration (NASA), konsentrasi karbon dioksida (CO2) dalam atmosfer terus meningkat dalam beberapa dekade terakhir. Bahkan pada periode April-Juni 2022, konsentrasi CO2 mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah. Pertumbuhan penduduk dan konsumsi energi fosil di Indonesia juga menjadi faktor utama dalam peningkatan emisi CO2.

Dalam mengatasi tantangan ini, penting untuk mengadopsi konsep pembangunan kota hijau yang berkelanjutan yang mencakup penggunaan energi baru terbarukan sebagai solusi untuk mengurangi emisi karbon. Beberapa sumber energi terbarukan yang potensial di Indonesia meliputi angin, geothermal, hydropower, surya, dan biomassa. Selain itu, perubahan pola hidup manusia juga perlu didorong untuk mencapai dekarbonisasi. Ini termasuk aspek infrastruktur, bangunan, dan mobilitas.

  1. Infrastruktur Cerdas: Pembangunan infrastruktur cerdas dapat membantu menekan penggunaan energi dengan efisiensi yang lebih baik. Contohnya adalah penggunaan meteran listrik yang cerdas, penyediaan stasiun pengisian listrik, dan penggunaan energi terbarukan dalam infrastruktur kota seperti lampu jalan tenaga surya.
  2. Bangunan Cerdas: Bangunan yang cerdas dapat membantu mengurangi konsumsi energi individu dengan memanfaatkan dan menyimpan energi matahari, memaksimalkan penggunaan cahaya alami, dan menggunakan otomatisasi untuk efisiensi energi.
  3. Mobilitas Cerdas: Sistem transportasi yang cerdas dapat membantu menekan penggunaan energi melalui penggunaan transportasi umum dan kendaraan listrik.

Selain itu, penulis juga menekankan pentingnya Pendidikan Hijau sebagai investasi penting untuk masa depan. Pendidikan hijau ini akan membantu generasi sekarang (anak-anak) untuk memahami dan menerapkan pola hidup rendah karbon. Pembangunan sektor manusia ini akan membentuk low carbon society dimasa yang akan mendatang sehingga dapat memahami, menerapkan, serta menggunakan peralatan dan teknologi yang rendah karbon. (admin/dkx)

Penulis: Andi Muhammad Faisal, S.T.

Referensi:

  • Jacob Corvidae. 2021. Net Zero Cabon Cites: An Integrated Approach. World Economic Forum; Insight Report January 2021
  • Zulaicha et al. 2020. Analisis Determinasi Emisi CO2 di Indonesia Tahun 1990 – 2018. Directory Journal of Economic. Vol 2 No. 2
  • Zulkifli, Arif. 2015. Pengelolaan Kota Berkelanjutan. Yogyakarta: Grha Ilmu

Environesia Global Saraya

17 May 2023

environesia.co.id, Sukabumi - Menindaklanjuti kerjasama PT Environesia Global Saraya bersama Perhutani terkait Perijinan Pendirian Pabrik Serbuk Kayu Di Sukabumi Jawa Barat Tahun 2022 – PERHUTANI, Environesia menghadiri Rapat Koordinasi Pemeriksaan Formulir Kerangka Acuan (KA)) dalam rangka penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) untuk Rencana Pembangunan Pabrik Serbuk Kayu di RPH Hajuang Barat BKPH Lengkong, Kabupaten Sukabumi. Rapat ini diselenggarakan oleh Direktorat Pencegahan Dampak Lingkungan Usaha dan Kegiatan (PDLUK), Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. pada Rabu, (17/5) secara daring melalui pranala Zoom Meeting.

Rapat ini dipimpin Kasubdit Pengembangan Sistem Kajian Dampak Lingkungan Usaha dan Kegiatan - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutana, Farid Mohammad, ST., M.Env, serta dihadiri oleh Tim Pakar, Instansi Pusat dan Instansi Daerah baik Instansi di Provinsi Jawa Barat maupun Instansi di Kab. Sukabumi. Tujuan dari rapat koordinasi tersebut untuk membahas langkah-langkah penyusunan AMDAL yang tepat dan komprehensif dalam rangka pembangunan pabrik serbuk kayu yang direncanakan.

Rapat ini bertujuan untuk merumuskan lingkup dan kedalam metode studi Amdal, sehingga dapat mengarahkan Analisa Dampak Lingkungan (ANDAL) berjalan dengan efektif dan efisien. Selanjutnya PT Environesia Global Saraya menindaklanjuti seluruh Saran, Pendapat, dan Tanggapan yang telah disampaikan oleh para peserta Rapat.

Environesia sebagai Lembaga Penyedia Jasa Penyusunan (LPJP) Amdal yang dipercaya oleh Perum Perhutani, berkomitmen untuk memberikan kontribusi terbaik dalam proses penyusunan AMDAL ini, sehingga Pembangunan Pabrik Serbuk Kayu yang direncanakan dapat memenuhi prinsip-prinsip pembangunan yang berwawasan lingkungan. (admin/dnx)

Environesia Global Saraya

12 May 2023

environesia.co.id, Sleman – Tepat 7 tahun pada 3 Mei 2023, Environesia sebagai perusahaan konsultan lingkungan terdepan di Indonesia, merayakan "7th Year Anniversary Environesia Melampaui Batas”. Dikarenakan berdekatan dengan masa libur Idul Fitri 1444 H  seremoni dilaksanakan pada Senin, 8 Mei 2023 di lantai 3 Grha Environesia dihadiri oleh seluruh tim Environesia Group.

Puncak acara dilakukan dengan pemotongan tumpeng bersama oleh Direktur Utama Saprian, S.T., M.Sc., beserta jajaran Direksi lain seperti Direktur Keuangan Ayu Ramayani, S.E.,M.Ak., Direktur Operasional & Pengembangan Bisnis Andi Muhammad Faisal, S.T. dan Manajer Konsultan Yusuf Wiryawan, S.T., M.Ling. Bertepatan dengan suasana bulan Syawwal, pada agenda tersebut dialnjutkan acara halal bi halal serta jamuan prasmanan untuk makan siang.

Direktur Utama Saprian, S.T., M.Sc. mengungkapkan kebahagiannya melihat Environesia berhasil sampai ke titik tersebut, tidak lain karena dukungan tim yang selalu solid serta mitra kerja yang loyal.

Acara utama kemudian dilanjutkan dengan agenda Environesia Social Care, di mana Environesia membagikan 150 paket sembako kepada masyarakat yang tinggal di sekitar Grha Environesia, tepatnya di RW 42, Karangjati, Sinduadi, Mlati, Sleman. Ketua RW 42.

Rahmat Yunus selaku Kepala RW 42,mengungkapkan kebahagiannya karena Environesia dapat berbagi dengan masyarakat sekitar. Ia berharap agar Environesia semakin maju dan sukses serta dapat kembali berkolaborasi dengan masyarakat di masa depan.

Direktur Utama Saprian, S.T., M.Sc. juga menyampaikan terima kasih kepada masyarakat karena telah menerima keberadaan Environesia di lingkungannya. Ia berharap bahwa Environesia dapat terus hadir dan memberikan kontribusi positif kepada masyarakat di masa yang akan datang.

Dengan rangkaian kegiatan yang meriah, Environesia berhasil merayakan ulang tahun ke-7 dengan penuh kebahagiaan dan makna. Semoga Environesia terus memberikan solusi lingkungan yang berkelanjutan dan inovatif, serta dapat memperkuat kemitraan dan kontribusinya kepada masyarakat. (admin/dnx)

footer_epic

Ready to Collaborate with Us?

Dengan layanan konsultasi lingkungan dan uji laboratorium yang telah tersertifikasi KAN, Environesia siap menjadi solusi untuk kemudahan dan efisiensi waktu dengan output yang berkualitas